Minggu, 11 November 2018

CARA TERPADU PENGEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK


Kegiatan Belajar 1
Pengembangan Sosial Emosional Anak melalui Pendekatan Terpadu
A.    BATASAN KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU BERBASIS TEMA
1.      Pengertian Pembelajaran Berbasis Tema
   Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran berbasis tema adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang anak dan lingkungannya. Tema yang disajikan kepada anak harus dimulai dari hal-hal  yang telah dikenal anak. Dimulai dari yang sederhana menuju yang lebih kompleks.
    Pembelajaran tematik khas bagi anak TK. Dalam pembelajaran ini semua kegiatannya melibatkan pengalaman langsung anak-anak serta memberikan berbagai informasi atau pemahaman tentang lingkungan sekitar anak. Kegiatan ini juga memberikan keterampilan dan kemampuan selanjutnya sesuai kebuttuhan anak
    Kegiatan pembelajaran terpadu melalui tema dapat diprogramkan dalam periode jangka panjang atau jangka pendek. Pembelajaran berbasis tema dapat mengembangkan kemampuan dalam berbagai aspeknya, baik kemampuan kognitif, bahasa, fisik, motorik, sosial emosional, dan estetis secara terpadu.

2.      Karakteristik Pembelajaran Berbasis Tema
   Pembelajaran tema memiliki karakteristik yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan belajar lebih banyak dilakukan melalui pengalaman langsung atau hands on experiences. Secara terperinci Rohde dan Kostelnik, et al (1991) mengemukakan karakteristik pembelajaran berbasis tema sebagai berikut.
a.       Tema memberikan secara langsung dengan objek-objek yang nyata bagi anak untuk menilai dan memanipulasinya.
b.      Tema menciptakan kegiatan di mana anak menggunakan semua pemikirannya.
c.       Membangun kegiatan sekitar minat-minat umum anak.
d.      Membantu anak-anak mengembangkan pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan pada hal-hal yang telah mereka ketahui dan kerjakan.
e.       Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang menghubungkan semua aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi, dan fisik.
f.       Mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi soasial, kemandirian, dan harga diri yang positif.
g.      Meberikan kesempatan bermain untuk menerjemahkan pengalaman ke dalam pengertian
h.      Menghargai perbedaan individu, latar belakang kebudayaan, dan pengalaman di keluarga yang dibawa anak-anak ke kelasnya
i.        Menemukan cara-cara untuk melibatkan anggota keluarga anak.

3.      Prinsip-Prinsip Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
  Pembelajaran yang berbasis tema akan efektif jika dalam pengembangan perencanaan dan pelaksanaannya berpegang teguh pada prinsip-prinsipnya. Kostelnik (1999), menyajikan sejumlah prinsip yang harus diperhatikan sekaligus dijalankan dalam pengembangan pembelajaran terpadu berbasis tema diantaranya berikut ini.
a.       Tema harus berorientasi pada usia anak, perbedaan individu, dan sosial anak
b.      Tema harus berkaitan langsung dengan pengalaman hidup nyata anak dan harus dibangun berdasarkan apa yang telah mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui.
c.       Setiap tema harus menyajikan konsep untuk diselidiki oleh anak.
d.      Setiap tema harus didukung oleh suatu pengetahuan yang telah diteliti secara cermat

4.      Keunggulan-keunggulan Pembelajaran Terpadu Berbasis Tema
   Pembelajaran terpadu yang berbasis tema memiliki banyak keunggulan, baik bagi guru maupun bagi anak. Di samping keunggulan yang telah disajikan pada penyajian sebelumnya, terdapat beberapa keunggulan dari pembelajaran ini, baik keunggulan secara umummaupun keunggulan terkait dengan bidang pengembangan sosial emosional.
Keunggulan-keunggulan yang bersifat umum, di antaranya berikut ini.
a.       Mendukung perkembangan konsep anak
b.      Tema mengintegrasikan isi dan proses belajar
c.       Pembelajaran berbasis tema memberikan kesempatan kepada anak untuk memadukan informasi-informasi secara terpadu dengan berbagai cara, apakah melalui kegiatan terstruktur atau tidak terstruktur, kegiatan kelompok besar atau kelompok kecil, model interaksi aktif atau pasif
d.      Pembelajaran berbasis tema juga memungkinkan anak untuk mempelajari topik-topik yang khusus secara mendalam
e.       Pembelajaran berbasis tema mendorong praktisi untuk menetapkan fokus belajar yang sesuai minat dan kebutuhan anak, merencanakan, melaksanakan pembelajaran secara terorganisasi
   Sedangkan keunggulan-keunggulan dari pembelajaran berbasis tema bagi pengembangan sosial emosional anak, di antaranya adalah:
a.      Tingginya aktivitas anak akan dapat menyalurkan energi emosi dari diri anak tersebut sehingga emosi anak dapat lebih stabil dan seimbang
b.      Dapat mengembangkan cara belajar kooperatif dengan teman sebayanya
c.       Meningkatkan keeratan kelompok anak
d.      Mengembangkan minat kebersamaan yang diarahkan kepada hubungan positif dengan teman sebaya
e.       Anak akan menemukan teman sekelas yang cocok dengan dirinya.
Kesimpulannya, pengelolaan dan penyelenggaraan pembelajaran di TK secara terpadu dan berbasiskan tema, memenuhi syarat untuk mengembangkan keterampilan (kecerdasan) sosial emosional anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
5.      Pengembangan Domain melalui Pembelajaran tema
   Pembelajaran tema memberikan kemungkinan untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak. Pembelajaran yang diorganisasikan melalui tema mengandung proses yang dapat mengembangkan enam bidang pengembangan anak TK, yaitu estetika, keterampilan afektif, kognitif, fisik dan sosial (Kostenik, 1991). Enam domain tersebut dapat dipetakan sebagai berikut.

Pemetaan Domain Perkembangan Anak TK
Domain
Keterampilan yang Dikembangkan
Estetika
1.      Ekspresi diri melalui seni lukis dan gerakan
2.      Apresiasi estetis
Keterampilan afektif

1.      Kesadaran diri
2.      Pembuatan keputusan
3.      Kemandirian
4.      Mengapresiasi identitas dan warisan budaya
5.      Rasa percaya sendiri
6.      Harga diri yang positif
Keterampilan sosial
1.      Pengendalian tingkah laku secara internal
2.      Pola-pola interaksi yang positif
3.      Sikap dan tindakan kooperatif
4.      Sikap dan tindakan menolong
5.      Sikap dan tindakan bertanggung jawab
6.      Mengapresiasi dan menghargai persamaan dan perbedaan individu
7.      Tanggap terhadap lingkungan
Bahasa
Berkomunikasi secara efektif melalui mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca
Kognitif
1.      Berpikir kritis dan kreatif
2.      Keterampilan mengorganisasi,menganalisis, menggeneralisasi, memadukan, dan mengevaluasi
3.      Pemahaman ilmiah
4.      Pemahaman matematika
Keterampilan fisik
1.      Kemampuan dalam menggunakan otot halus dan kasar
2.      Kesegaran jasmani
3.      Memperhatikan dan menghargai tubuh
4.      Mengapresiasi dan menyenangi gerakan manusia

B.     PENGEMBANGAN PROGRAM KEGIATAN
1.      Pemilihan Tema
a.      Sumber Ide
   Sumber ide untuk tema dapat dari anak sendiri, peristiwa-peristiwa khusus kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, materi yang dimandatkan oleh lembaga dan pendidik. Sebagaimana dinyatakan Whiren, dkk (1999) bahwa sumber pemilihan tema adalah the children themselves, special events, unexpected happenings, program mandat content aand teacher and parents.
b.      Kriteria Pemilihan
1)      Relevansi topik dengan anak jikan konsep-konsep yang disajikan secara langsung berkaitan dengan pengalaman nyata kehidupan anak serta menunjang mereka untuk mempelajarinya. Misalnya, tema keluarga subtemanya saudara kandung.
2)      Kegiatan pengalaman langsung, yaitu pengalaman yang memungkinkan anak-anak terlibat dengan objek atau kejadian-kejadian nyata dalam belajar.
3)      Variasi dan kesimbangan dalam area kurikulum memungkinkan disajikan dalam area-area kurikulum (bidang pengembangan) secara seimbang.
4)      Ketersediaan alat dan sumber terkain dengan tema alat, sumber, bahan, dan media bermutu harus menjadi pertimbangan dalam menentukan tema, serta keterjangkauan.
5)      Tema proyek dapat dipilih bila tema memiliki potensi untuk dilaksanakan dalam kegiatan proyek, yaitu kegiatan yang bersifat terbuka, mendalam dan butuj periode tertentu.






Kegiatan Belajar 2
Pengembangan Sosial Emosional Anak melalui Kegiatan Rutin, Terprogram, Spontan, dan Keteladanan
A.    Pengembangan Sosial Emosional Anak melalui Kegiatan Rutin
1.      Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a.      Pengertian
   Pengembangan sosial emosional pada anak TK dapat mengikuti suatu pola tertentu, yaitu suatu perilaku yang teratur, disiplin, dan baku (sesuai standar) berdasarkan penciptaan kondisi-kondisi optimal dalam ligkungannya. Artinya, berbagai jenis dan pola perilaku tersebut dapat dikembangkan melalui penjadwalan secara terus-menerus hingga perilaku yang diharapkan melekat pada anak secara kuat dan menjadi bagian dari perilaku positif yang dimilikinya.
b.      Tujuan dan fungsi
   Tujuan dari penyediaan program atau kegiatan rutin adalah untuk menyediakan suatu bentuk kegiatan yang dapat dijadwalkan secara terus menerus dan atau periodik untuk membentuk kebiasaan yang diperlukan anak TK dalam berinteraksi, bersosialisasi, dan bermasyarakat. Pola perilaku tersebut khususnya meliputi hal-hal berikut ini.
1)      Anak dapat memiliki perilaku sesuai nilai/moral yang dapat diterima oleh lingkungannya secara lebih baik
2)      Anak memiliki kecakapan dan kebiasaan berpikir yang dapat diterima oleh lingkungannya sehingga mereka dapat bergaul dan berinteraksi lebih baik
3)      Anak memiliki kebiasaan bertindak sesuai dan dapar diterima oleh lingkungan kehidupannya secara lebih baik dan lebih terbuka.
2.      Ruang Lingkup Program
   Kawasan pola perilaku yang dapat dikembangkan melalui kegiatan rutindan pembiasaan, diantaranya berikut ini.
a.   Berdoa sebelum dan sesudah melakukan kegiatan
b.   Mengucapkan salam bila bertemu dengan orang lain
c.   Tolong-menolong atau bergotong-royong sesama teman
d.  Tenggang rasa terhadap keadaan orang lain
e.   Rapi dalam berpakaian, bertindak, dan bekerja
f.    Bertanggung jawab terhadap tugas
g.   Berlatih tertib dan patuh pada peraturan (mau menerima dan menyelesaikan tugas
h.   Memusatkan perhatian dalam jangka waktu tertentu

B.     Pengembangan Sosial Emosional Melalui Kegiatan Terprogram
1.      Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a.      Pengertian
   Pelaksanaan pengembangan sosial emosional melalui kegiatan terprogram maksudnya adalah kegiatan yang dibuat secara terencana. Secara sederhana, terprogram maksudnya adalah kegiatan yang menjadi agenda dan dirancang dalam silabus guru, baik untuk jangka waktu yang pendek maupun panjang, yaitu untuk satu hari, satu minggu, satu bulan maupun lebih lama lagi.
b.      Tujuan dan manfaat
   Secara umum tujuan pengembangan pembelajaran secara terprogram adalah agar segala kemampuan yang dituangkan dalam kurikulum TK dapat tercapai lebih optimal, sistematis, efektif dan efisien.adapun tujuan khusus pengembangan yang bersifat terprogram ini adalah sebagai berikut.
1)      Anak dapat terfasilitasi secara lebih terarah dan profesional dalam perkembangan sosial emosionalnya karena kegiatan telah dirancang sebelumnya.
2)      Kemajuan pengembangan sosial emosional anak dapat lebih terkontrol, teratur dan mengacu pada standar perilaku dan emosi pada usia anak TK
3)      Berbagai bentuk gangguan sosial emosional lebih mudah terdeteksi sehingga berbagai tindakan baik preventif dan kuratif dapat segera ditangani secara cepat dan tepat
2.      Ruang Lingkup Program
   Secara umum ruang lingkup program dalam pengembangan perilaku ini sama seperti yang akan dikembangkan dalam kegiatan rutin, tetapi akan menjadi berbeda isi programnya jika rancangan program ditujukan pada anak tertentu atau sering disebut sebagai layanan individual.
   Kesuksesan dari kegiatan yang terprogram ini ditentukan oleh beberapa faktor berikut.
1)      Kematangan perencanaan
2)      Kesiapan dukungan sarana
3)      Kesatuan tim kerja

C.    Pengembangan Sosial Emosional Melalui Kegiatan Spontan
1.      Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a.      Pengertian
   Permbelajaran bersifat kontekstual dan dinamis, apalagi jika sasaran belajarnya adalah anak TK. Karakteristik anak yang masih rendah konsentrasinya, bersifat spontan, egosentris, dan masih labil emosi, serta masih terbatas keterampilan sosialnya akan menjadikann pembelajaran mereka menjadi sangat tinggi dinamikanya.
b.      Tujuan dan manfaat
    Secara umum tujuan dari pembelajaran spontan adalah untuk lebih meningkatkan apresiasi anak terhadap nilai-nilai yang terkandung dalam bidang pengembangan sosial emosional karena pembelajaran disajikan dengan kejadian yang sangat nyata dan diminati oleh anak.
2.      Ruang Lingkup Program
   Aspek-apek yang dikembangkan dalam pembelajaran spontan tetap harus mengacu pada standar perilaku yang berlaku dalam kurikulum. Untuk dapat memasuki kegiatan spontan yang efektif dan optimal, isi kurikulum harus telah dikuasai secara penuh oleh guru, dan sudah terkuasai di luar kepala.

D.    Pengembangan Sosial Emosional melalui Kegiatan Keteladanan
1.      Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a.      Pengertian
   Anak akan mempelajari proses pembelajaran sosial emosional, selain dengan mendengarkan dan melakukan nasihat guru, juga dengan mengamati dan menitu hal-hal yang dilihatnya pada diri guru. Mereka juga melihat bagaimana guru mengelola emosi, menangani problem, mengomunikasikan harapan dan sebagainya.
   Mengingat anak dapat belajar memperhatikan cara orang dewasa bertindak dan berperilaku maka pendidik dapat mengajarkan sesuatu dengan memberi contoh keteladanan. Cara ini jauh lebih efektif dari pada hanya sekedar memberi tahu anak apa yang harus dilakukan karena anak adalah para peniru ulang atas perilaku yang berhasil diamatinya.
b.      Tujuan dan fungsi
Tujuan dari pembelajaran adalah mengarahkan anak pada berbagai contoh pola perilaku yang dapat diterima oleh masyaraka, yaitu dengan cara menampilkannya secara langsung di hadapan atau kehidupan bersama anak.
2.      Ruang Lingkup Program
Secara umum keteladanan yang dapat ditularkan kepada anak, antara lain meliputi hal-hal berikut ini.
Ø Keteladanan dalam beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing
Ø Keteladanan dalam berhubungan dengan orang lain
Ø Keteladanan dalam bekerja dan menyelesaikan masalah
Ø Teladan dalam berpakaian atau berbusana
Ø Teladan gaya hidup
Ø Teladan cara belajar 









Sumber:

  • ·        Nugraha, Ali (2014). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Tangerang Selatan. Buku materi pokok PAUD 103/4SKS/MODUL 1-12
  • ·         PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI. Graha Ilmu


Tidak ada komentar:

Posting Komentar