Kegiatan Belajar 1
Pengembangan Sosial Emosional Anak melalui
Pendekatan Terpadu
A.
BATASAN
KARAKTERISTIK PEMBELAJARAN TERPADU BERBASIS TEMA
1.
Pengertian
Pembelajaran Berbasis Tema
Tema adalah ide-ide pokok. Pembelajaran
berbasis tema adalah salah satu pendekatan pembelajaran yang didasarkan atas
ide-ide pokok atau ide-ide sentral tentang anak dan lingkungannya. Tema yang
disajikan kepada anak harus dimulai dari hal-hal yang telah dikenal anak. Dimulai dari yang
sederhana menuju yang lebih kompleks.
Pembelajaran tematik khas bagi anak TK.
Dalam pembelajaran ini semua kegiatannya melibatkan pengalaman langsung
anak-anak serta memberikan berbagai informasi atau pemahaman tentang lingkungan
sekitar anak. Kegiatan ini juga memberikan keterampilan dan kemampuan
selanjutnya sesuai kebuttuhan anak
Kegiatan pembelajaran terpadu melalui tema
dapat diprogramkan dalam periode jangka panjang atau jangka pendek.
Pembelajaran berbasis tema dapat mengembangkan kemampuan dalam berbagai
aspeknya, baik kemampuan kognitif, bahasa, fisik, motorik, sosial emosional,
dan estetis secara terpadu.
2. Karakteristik Pembelajaran Berbasis
Tema
Pembelajaran tema memiliki karakteristik
yang khas dengan pembelajaran lainnya. Kegiatan belajar lebih banyak dilakukan
melalui pengalaman langsung atau hands on
experiences. Secara terperinci Rohde dan Kostelnik, et al (1991)
mengemukakan karakteristik pembelajaran berbasis tema sebagai berikut.
a.
Tema memberikan secara langsung dengan
objek-objek yang nyata bagi anak untuk menilai dan memanipulasinya.
b.
Tema menciptakan kegiatan di mana anak
menggunakan semua pemikirannya.
c.
Membangun kegiatan sekitar minat-minat
umum anak.
d.
Membantu anak-anak mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan baru yang didasarkan pada hal-hal yang telah
mereka ketahui dan kerjakan.
e.
Menyediakan kegiatan dan kebiasaan yang
menghubungkan semua aspek perkembangan kognitif, sosial, emosi, dan fisik.
f.
Mengakomodasi kebutuhan anak-anak untuk
bergerak dan melakukan kegiatan fisik, interaksi soasial, kemandirian, dan
harga diri yang positif.
g.
Meberikan kesempatan bermain untuk
menerjemahkan pengalaman ke dalam pengertian
h.
Menghargai perbedaan individu, latar
belakang kebudayaan, dan pengalaman di keluarga yang dibawa anak-anak ke
kelasnya
i.
Menemukan cara-cara untuk melibatkan
anggota keluarga anak.
3. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Terpadu Berbasis Tema
Pembelajaran yang berbasis tema akan efektif
jika dalam pengembangan perencanaan dan pelaksanaannya berpegang teguh pada
prinsip-prinsipnya. Kostelnik (1999), menyajikan sejumlah prinsip yang harus
diperhatikan sekaligus dijalankan dalam pengembangan pembelajaran terpadu
berbasis tema diantaranya berikut ini.
a.
Tema harus berorientasi pada usia anak,
perbedaan individu, dan sosial anak
b.
Tema harus berkaitan langsung dengan
pengalaman hidup nyata anak dan harus dibangun berdasarkan apa yang telah
mereka ketahui dan apa yang ingin mereka ketahui.
c.
Setiap tema harus menyajikan konsep
untuk diselidiki oleh anak.
d.
Setiap tema harus didukung oleh suatu
pengetahuan yang telah diteliti secara cermat
4. Keunggulan-keunggulan Pembelajaran
Terpadu Berbasis Tema
Pembelajaran terpadu yang berbasis tema
memiliki banyak keunggulan, baik bagi guru maupun bagi anak. Di samping
keunggulan yang telah disajikan pada penyajian sebelumnya, terdapat beberapa
keunggulan dari pembelajaran ini, baik keunggulan secara umummaupun keunggulan
terkait dengan bidang pengembangan sosial emosional.
Keunggulan-keunggulan
yang bersifat umum, di antaranya berikut ini.
a.
Mendukung perkembangan konsep anak
b.
Tema mengintegrasikan isi dan proses
belajar
c.
Pembelajaran berbasis tema memberikan
kesempatan kepada anak untuk memadukan informasi-informasi secara terpadu
dengan berbagai cara, apakah melalui kegiatan terstruktur atau tidak
terstruktur, kegiatan kelompok besar atau kelompok kecil, model interaksi aktif
atau pasif
d.
Pembelajaran berbasis tema juga
memungkinkan anak untuk mempelajari topik-topik yang khusus secara mendalam
e.
Pembelajaran berbasis tema mendorong
praktisi untuk menetapkan fokus belajar yang sesuai minat dan kebutuhan anak,
merencanakan, melaksanakan pembelajaran secara terorganisasi
Sedangkan keunggulan-keunggulan dari
pembelajaran berbasis tema bagi pengembangan sosial emosional anak, di
antaranya adalah:
a. Tingginya aktivitas anak akan dapat
menyalurkan energi emosi dari diri anak tersebut sehingga emosi anak dapat
lebih stabil dan seimbang
b. Dapat mengembangkan cara belajar
kooperatif dengan teman sebayanya
c. Meningkatkan keeratan kelompok anak
d. Mengembangkan minat kebersamaan
yang diarahkan kepada hubungan positif dengan teman sebaya
e. Anak akan menemukan teman sekelas
yang cocok dengan dirinya.
Kesimpulannya, pengelolaan dan
penyelenggaraan pembelajaran di TK secara terpadu dan berbasiskan tema,
memenuhi syarat untuk mengembangkan keterampilan (kecerdasan) sosial emosional
anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
5. Pengembangan Domain melalui
Pembelajaran tema
Pembelajaran tema memberikan kemungkinan
untuk mengembangkan berbagai kemampuan anak. Pembelajaran yang diorganisasikan
melalui tema mengandung proses yang dapat mengembangkan enam bidang
pengembangan anak TK, yaitu estetika, keterampilan afektif, kognitif, fisik dan
sosial (Kostenik, 1991). Enam domain tersebut dapat dipetakan sebagai berikut.
Pemetaan
Domain Perkembangan Anak TK
Domain
|
Keterampilan
yang Dikembangkan
|
Estetika
|
1.
Ekspresi diri melalui seni lukis
dan gerakan
2.
Apresiasi estetis
|
Keterampilan afektif
|
1.
Kesadaran diri
2.
Pembuatan keputusan
3.
Kemandirian
4.
Mengapresiasi identitas dan
warisan budaya
5.
Rasa percaya sendiri
6.
Harga diri yang positif
|
Keterampilan
sosial
|
1.
Pengendalian tingkah laku secara
internal
2.
Pola-pola interaksi yang positif
3.
Sikap dan tindakan kooperatif
4.
Sikap dan tindakan menolong
5.
Sikap dan tindakan bertanggung
jawab
6.
Mengapresiasi dan menghargai
persamaan dan perbedaan individu
7.
Tanggap terhadap lingkungan
|
Bahasa
|
Berkomunikasi secara efektif melalui
mendengarkan, berbicara, menulis, dan membaca
|
Kognitif
|
1.
Berpikir kritis dan kreatif
2.
Keterampilan
mengorganisasi,menganalisis, menggeneralisasi, memadukan, dan mengevaluasi
3.
Pemahaman ilmiah
4.
Pemahaman matematika
|
Keterampilan
fisik
|
1. Kemampuan
dalam menggunakan otot halus dan kasar
2. Kesegaran
jasmani
3. Memperhatikan
dan menghargai tubuh
4. Mengapresiasi
dan menyenangi gerakan manusia
|
B. PENGEMBANGAN PROGRAM KEGIATAN
1. Pemilihan Tema
a. Sumber Ide
Sumber ide untuk tema dapat dari anak
sendiri, peristiwa-peristiwa khusus kejadian-kejadian yang tidak diharapkan,
materi yang dimandatkan oleh lembaga dan pendidik. Sebagaimana dinyatakan
Whiren, dkk (1999) bahwa sumber pemilihan tema adalah the children themselves, special events, unexpected happenings, program
mandat content aand teacher and
parents.
b. Kriteria Pemilihan
1)
Relevansi topik dengan anak jikan
konsep-konsep yang disajikan secara langsung berkaitan dengan pengalaman nyata
kehidupan anak serta menunjang mereka untuk mempelajarinya. Misalnya, tema
keluarga subtemanya saudara kandung.
2)
Kegiatan pengalaman langsung, yaitu
pengalaman yang memungkinkan anak-anak terlibat dengan objek atau
kejadian-kejadian nyata dalam belajar.
3)
Variasi dan kesimbangan dalam area
kurikulum memungkinkan disajikan dalam area-area kurikulum (bidang
pengembangan) secara seimbang.
4)
Ketersediaan alat dan sumber terkain
dengan tema alat, sumber, bahan, dan media bermutu harus menjadi pertimbangan
dalam menentukan tema, serta keterjangkauan.
5)
Tema proyek dapat dipilih bila tema
memiliki potensi untuk dilaksanakan dalam kegiatan proyek, yaitu kegiatan yang
bersifat terbuka, mendalam dan butuj periode tertentu.
Kegiatan Belajar 2
Pengembangan Sosial Emosional Anak melalui Kegiatan
Rutin, Terprogram, Spontan, dan Keteladanan
A.
Pengembangan
Sosial Emosional Anak melalui Kegiatan Rutin
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a. Pengertian
Pengembangan sosial emosional pada anak TK
dapat mengikuti suatu pola tertentu, yaitu suatu perilaku yang teratur,
disiplin, dan baku (sesuai standar) berdasarkan penciptaan kondisi-kondisi
optimal dalam ligkungannya. Artinya, berbagai jenis dan pola perilaku tersebut
dapat dikembangkan melalui penjadwalan secara terus-menerus hingga perilaku
yang diharapkan melekat pada anak secara kuat dan menjadi bagian dari perilaku
positif yang dimilikinya.
b. Tujuan dan fungsi
Tujuan dari penyediaan program atau kegiatan
rutin adalah untuk menyediakan suatu bentuk kegiatan yang dapat dijadwalkan
secara terus menerus dan atau periodik untuk membentuk kebiasaan yang
diperlukan anak TK dalam berinteraksi, bersosialisasi, dan bermasyarakat. Pola
perilaku tersebut khususnya meliputi hal-hal berikut ini.
1)
Anak dapat memiliki perilaku sesuai
nilai/moral yang dapat diterima oleh lingkungannya secara lebih baik
2)
Anak memiliki kecakapan dan kebiasaan
berpikir yang dapat diterima oleh lingkungannya sehingga mereka dapat bergaul
dan berinteraksi lebih baik
3)
Anak memiliki kebiasaan bertindak sesuai
dan dapar diterima oleh lingkungan kehidupannya secara lebih baik dan lebih
terbuka.
2. Ruang Lingkup Program
Kawasan pola perilaku yang dapat
dikembangkan melalui kegiatan rutindan pembiasaan, diantaranya berikut ini.
a.
Berdoa sebelum dan sesudah melakukan
kegiatan
b.
Mengucapkan salam bila bertemu dengan
orang lain
c.
Tolong-menolong atau bergotong-royong
sesama teman
d. Tenggang
rasa terhadap keadaan orang lain
e.
Rapi dalam berpakaian, bertindak, dan
bekerja
f.
Bertanggung jawab terhadap tugas
g.
Berlatih tertib dan patuh pada peraturan
(mau menerima dan menyelesaikan tugas
h.
Memusatkan perhatian dalam jangka waktu
tertentu
B.
Pengembangan
Sosial Emosional Melalui Kegiatan Terprogram
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a. Pengertian
Pelaksanaan pengembangan sosial emosional
melalui kegiatan terprogram maksudnya adalah kegiatan yang dibuat secara
terencana. Secara sederhana, terprogram maksudnya adalah kegiatan yang menjadi
agenda dan dirancang dalam silabus guru, baik untuk jangka waktu yang pendek
maupun panjang, yaitu untuk satu hari, satu minggu, satu bulan maupun lebih
lama lagi.
b. Tujuan dan manfaat
Secara umum tujuan pengembangan pembelajaran
secara terprogram adalah agar segala kemampuan yang dituangkan dalam kurikulum
TK dapat tercapai lebih optimal, sistematis, efektif dan efisien.adapun tujuan
khusus pengembangan yang bersifat terprogram ini adalah sebagai berikut.
1)
Anak dapat terfasilitasi secara lebih
terarah dan profesional dalam perkembangan sosial emosionalnya karena kegiatan
telah dirancang sebelumnya.
2)
Kemajuan pengembangan sosial emosional
anak dapat lebih terkontrol, teratur dan mengacu pada standar perilaku dan
emosi pada usia anak TK
3)
Berbagai bentuk gangguan sosial
emosional lebih mudah terdeteksi sehingga berbagai tindakan baik preventif dan
kuratif dapat segera ditangani secara cepat dan tepat
2. Ruang Lingkup Program
Secara umum ruang lingkup program dalam
pengembangan perilaku ini sama seperti yang akan dikembangkan dalam kegiatan
rutin, tetapi akan menjadi berbeda isi programnya jika rancangan program
ditujukan pada anak tertentu atau sering disebut sebagai layanan individual.
Kesuksesan dari kegiatan yang terprogram ini
ditentukan oleh beberapa faktor berikut.
1)
Kematangan perencanaan
2)
Kesiapan dukungan sarana
3)
Kesatuan tim kerja
C.
Pengembangan
Sosial Emosional Melalui Kegiatan Spontan
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a. Pengertian
Permbelajaran bersifat kontekstual dan
dinamis, apalagi jika sasaran belajarnya adalah anak TK. Karakteristik anak
yang masih rendah konsentrasinya, bersifat spontan, egosentris, dan masih labil
emosi, serta masih terbatas keterampilan sosialnya akan menjadikann
pembelajaran mereka menjadi sangat tinggi dinamikanya.
b. Tujuan dan manfaat
Secara umum tujuan dari pembelajaran
spontan adalah untuk lebih meningkatkan apresiasi anak terhadap nilai-nilai
yang terkandung dalam bidang pengembangan sosial emosional karena pembelajaran
disajikan dengan kejadian yang sangat nyata dan diminati oleh anak.
2. Ruang Lingkup Program
Aspek-apek yang dikembangkan dalam
pembelajaran spontan tetap harus mengacu pada standar perilaku yang berlaku
dalam kurikulum. Untuk dapat memasuki kegiatan spontan yang efektif dan
optimal, isi kurikulum harus telah dikuasai secara penuh oleh guru, dan sudah
terkuasai di luar kepala.
D.
Pengembangan
Sosial Emosional melalui Kegiatan Keteladanan
1. Pengertian, Tujuan, dan Fungsi
a. Pengertian
Anak akan mempelajari proses pembelajaran
sosial emosional, selain dengan mendengarkan dan melakukan nasihat guru, juga
dengan mengamati dan menitu hal-hal yang dilihatnya pada diri guru. Mereka juga
melihat bagaimana guru mengelola emosi, menangani problem, mengomunikasikan
harapan dan sebagainya.
Mengingat anak dapat belajar memperhatikan
cara orang dewasa bertindak dan berperilaku maka pendidik dapat mengajarkan
sesuatu dengan memberi contoh keteladanan. Cara ini jauh lebih efektif dari
pada hanya sekedar memberi tahu anak apa yang harus dilakukan karena anak
adalah para peniru ulang atas perilaku yang berhasil diamatinya.
b. Tujuan dan fungsi
Tujuan
dari pembelajaran adalah mengarahkan anak pada berbagai contoh pola perilaku
yang dapat diterima oleh masyaraka, yaitu dengan cara menampilkannya secara
langsung di hadapan atau kehidupan bersama anak.
2. Ruang Lingkup Program
Secara
umum keteladanan yang dapat ditularkan kepada anak, antara lain meliputi
hal-hal berikut ini.
Ø
Keteladanan dalam beribadah sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing
Ø
Keteladanan dalam berhubungan dengan
orang lain
Ø
Keteladanan dalam bekerja dan
menyelesaikan masalah
Ø
Teladan dalam berpakaian atau berbusana
Ø
Teladan gaya hidup
Ø
Teladan cara belajar
Sumber:
- · Nugraha, Ali (2014). Metode Pengembangan Sosial Emosional. Tangerang Selatan. Buku materi pokok PAUD 103/4SKS/MODUL 1-12
- · PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK USIA DINI. Graha Ilmu